SHARE

istimewa

Ada beberapa yang berseberangan dengan pemerintah, boro-boro berterima kasih kepada pemerintah, berterima kasih kepada rakyat saja enggak pernah dengar kita," kata Rahmad.

Dia menyebutkan beberapa waktu ada yang menilai pengendalian COVID-19 di Indonesia berubah-ubah. Bahkan, ada yang menilai negara tidak mampu menjamin rakyatnya.

"Nah sekarang ketika rakyat bersama pemerintah bergotong royong terhadap pengendalian COVID-19 mereka kemana, pada diam," kata dia lagi.

Dia sangat menyayangkan ketika ada yang terus mengkritik untuk kepentingan sesaat, untuk kepentingan politik untuk berseberangan dengan pemerintah.

"Ya itu lah kerjaannya mereka memang seperti itu, apa yang dibuat pemerintah bersama rakyat masih aja dianggap salah," kata dia.

Padahal, menurutnya penanganan COVID-19 di Indonesia tercatat sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Tidak sedikit negara lain serta organisasi kesehatan dunia (WHO) yang mengapresiasi penanganan COVID-19 di Indonesia.

Namun, dia menilai kritikan dari dalam negeri itu dijadikan semangat pemerintah bersama rakyat dalam mengendalikan COVID-19.

"Barangkali memang sudah jadi pekerjaannya mengkritik pemerintah, meskipun itu sudah diapresiasi oleh negara lain, yang penting tidak kendur, tidak lengah, tidak berpuas diri, rakyat bersama pemerintah terus mengendalikan COVID-19 dan keberhasilan kita tularkan ke negara lain agar bisa disampaikan dan dilakukan di negara lain," katanya.

Adapun lanjut dia mengenai pelonggaran saat ini diharapkan bisa dipertanggungjawabkan dengan tetap menggunakan protokol kesehatan. Kemudian, tidak boleh euforia yang berlebihan dalam menyikapi penurunan kasus COVID-19.

"Tetap waspada dan bersyukur pada Allah SWT, karena kehendaknya kasus bisa turun sedemikian cepat, tetapi itu tetap waspada saling mengingatkan, prokes wajib kita gunakan, jangan lalai, jangan abai prokes, itu syarat agar kasus tidak naik kembali," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marinvest) Luhut Binsar Panjaitan melaporkan angka kasus COVID-19 terus mengalami perbaikan. Bahkan, kini angka kasus aktif nasional telah turun 92,6 persen dari puncak pada 24 Juli lalu. Luhut juga melaporkan positivity rate COVID-19 nasional sudah menembus angka 1 persen.

Halaman :